pH LARUTAN GARAM
Ada Empat Jenis Garam, Yaitu;
1. Garam
dari Asam Kuat dengan Basa Kuat.
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan
air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak
terhidrolisi, sehingga larutan ini bersifat netral, Ph =7.
Contoh :
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi
sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi H+ dan
Cl- . Maing-masing ion tidak beraksi dengan air, reaksinya
dapat ditulis sebagai berikut :
KCl (aq) K+ (aq) +
Cl- (aq)
K+ (aq) + H2O(l)
Cl- (aq) + H2O (l)
2. Garam
dari Asam Kuat dengan Basa Lemah.
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa
lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung
kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH
<7.
Contoh :
Amonium klorida (NH 4 Cl)
merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH 3 .
HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl - sedangkan
NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk
NH 4 + dan OH - .
Anion Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat
terhidrolisis, sedangkan kation NH 4 +berasal
dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) →
NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2 O (l) →
NH 4 + (aq) +
H 2 O (l) → NH 3(aq) +
H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 + )
merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H 3 O + )
yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi ditulis:
BH + + H 2 O → B
+ H 3 O +
3. Garam
dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa
kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa
yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
Contoh :
Natrium asetat (CH 3 COONa)
terbentuk dari asam lemah CH 3COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH
akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan
Na + . Anion CH 3 COO - berasal
dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal
dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) →
CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l) →
CH 3 COO - (aq) +
H 2 O(l) → CH 3 COOH (aq) +
OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO ‑ )merupakan
reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH ‑ yang
bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O → HA
+ OH –
4. Garam
dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam
yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat
terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun
netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion
dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan
terbentuk garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam
air membentuk H + dan CN - sedangkan
NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan
OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH4 + dapat
terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) →
NH 4 + (aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq) +
H 2 O → NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN - (aq) + H 2 O (e) → HCN (aq) +
OH - (aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam
dan basa penyusunnya (Ka dan Kb)
- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa)
maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
- Jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa)
maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dalam larutan bersifat asam.
- Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka
larutan bersifat netral
BAB III.
METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat dan
Bahan :
Alat
1. Pipet tetes
2. Plat tetes
Bahan
1. Larutan
Amonium Klorida 1 M
2. Larutan Kalium
Klorida 1 M
3. Larutan
Natrium Karbonat 1 M
4. Larutan
Amonium Sulfat 1 M
5. Larutan
Natrium Asetat 1 M
6. Kertas lakmus
merah dan biru
B. Cara Kerja
1. Memasukkan beberapa tetes
larutan garam KCl ke dalam dua lekukan plat tetes
2. Memeriksa larutan KCl di
dalam dua lekukan plat tetes masing masing dengan lakmus merah dan lakmus biru
3. Mengamati perubahan warna
kertas lakmus dan mencatat datanya
4. Melakukan langkah yang
sama seperti di atas untuk larutan garam NH4Cl, CH3COONa,
Na2CO3, dan (NH4)2SO4.
C. Tabel Pengamatan
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data :
Tabel 1.tabel pengamatan pH
Larutan
1 M
|
Perubahan
Warna Indikator
|
pH
|
Sifat
Larutan
|
|
Lakmus
merah
|
Lakmus
biru
|
|||
KCl
|
Merah
|
Biru
|
=
7
|
Netral
|
NH4Cl
|
Merah
|
Merah
|
Asam
|
|
CH3COONa
|
Biru
|
Biru
|
|
Basa
|
Na2CO3
|
Biru
|
Biru
|
7
|
Basa
|
(NH4)2SO4
|
Merah
|
Merah
|
7
|
Asam
|
Tabel 2.tabel pengamatan golongan
Larutan
1 M
|
Basa
pembentuk
|
Asam
pembentuk
|
Sifat
larutan garam
|
||
Rumus
|
Golongan
|
Rumus
|
golongan
|
||
KCl
|
KOH
|
Basa
kuat
|
HCl
|
Asam
kuat
|
Netral
|
NH4Cl
|
NH3
|
Basa
lemah
|
HCl
|
Asam
kuat
|
Asam
|
CH3COONa
|
NaOH
|
Basa
kuat
|
CH3COOH
|
Asam
lemah
|
Basa
|
Na2CO3
|
NaOH
|
Basa
kuat
|
H2CO3
|
Asam
lemah
|
Basa
|
(NH4)2SO4
|
NH3
|
Basa
lemah
|
H2SO4
|
Asam
kuat
|
Asam
|
PERUBAHAN
ENTALPI
Kesimpulan
1. Reaksi tersebut
merupakan reaksi eksoterm, karena ΔH = (-)
3. Perubahan
entalpi reaksi yang di lepaskan atau diserap hanya bergantung kepada keadaan
awal dan keadaan akhir. Semakin tinggi temperature reaksi makin cepat laju
reaksinya.
4. Bila terjadi
penyerapan energi dalam bentuk kalor, maka yang terjadi pada percobaan / reaksi
tersebut ialah penurunan suhu.
5. Bila terjadi
pelepasan energi dalam bentuk kalor, maka yang terjadi pada percobaan / reaksi
tersebut ialah kenaikan suhu.
6. Besar perubahan
harga entalpi sama dengan besar perubahan kalor, hanya berbeda tanda (+/-).
No comments:
Post a Comment