Sunday, 10 August 2014

pH LARUTAN GARAM

pH LARUTAN GARAM
Ada Empat Jenis Garam, Yaitu;
1. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Kuat.
Asam kuat dan basa kuat bereaksi membentuk garam dan air. Kation dan anion garam berasal dari elektrolit kuat yang tidak terhidrolisi, sehingga larutan ini bersifat netral, Ph =7.
Contoh :
Larutan KCl berasal dari basa kuat KOH terionisasi sempurna membentuk kation dan anionnya. KOH terionisasi menjadi Hdan Cl- . Maing-masing ion tidak beraksi dengan air, reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
KCl (aq) K+ (aq) + Cl- (aq)
K+ (aq) + H2O(l)
Cl(aq) + H2(l)
2. Garam dari Asam Kuat dengan Basa Lemah.
Garam yang terbentuk dari asam kuat dengan basa lemah mengalami hidrolisis sebagian (parsial) dalam air. Garam ini mengandung kation asam yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat asam, pH <7.
Contoh :
Amonium klorida (NH 4 Cl) merupakan garam yang terbentuk dari asam kuat, HCl dalam basa lemah NH 3 . HCl akan terionisasi sempurna menjadi H + dan Cl - sedangkan NH 3 dalam larutannya akan terionisasi sebagian membentuk NH 4 + dan OH - . Anion Cl - berasal dari asam kuat tidak dapat terhidrolisis, sedangkan kation NH 4 +berasal dari basa lemah dapat terhidrolisis.
NH 4 Cl (aq) → NH 4 + (aq) + Cl - (aq)
Cl - (aq) + H 2 O (l) →
NH 4 + (aq) + H 2 O (l) → NH 3(aq) + H 3 O + (aq)
Reaksi hidrolisis dari amonium (NH 4 + ) merupakan reaksi kesetimbangan. Reaksi ini menghasilkan ion oksonium (H 3 O + ) yang bersifat asam (pH<7). Secara umum reaksi ditulis:
BH + + H 2 O → B + H 3 O +
3. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Kuat
Garam yang terbentuk dari asam lemah dengan basa kuat mengalami hidrolisis parsial dalam air. Garam ini mengandung anion basa yang mengalami hidrolisis. Larutan garam ini bersifat basa (pH > 7).
Contoh :
Natrium asetat (CH 3 COONa) terbentuk dari asam lemah CH 3COOH dan basa kuat NaOH. CH 3 COOH akan terionisasi sebagian membentuk CH 3 COO - dan Na + . Anion CH 3 COO - berasal dari asam lemah yang dapat terhidrolisis, sedangkan kation Na + berasal dari basa kuat yang tidak dapat terhidrolisis.
CH 3 COONa (aq) → CH 3 COO - (aq) + Na + (aq)
Na + (aq) + H 2 O (l) →
CH 3 COO - (aq) + H 2 O(l) → CH 3 COOH (aq) + OH - (aq)
Reaksi hidrolisis asetat (CH 3 COO ‑ )merupakan reaksi kesetimbangannya. Reaksi ini menghasilkan ion OH ‑ yang bersifat basa (pH > 7). Secara umum reaksinya ditulis:
A - + H 2 O → HA + OH –
4. Garam dari Asam Lemah dengan Basa Lemah
Asam lemah dengan basa lemah dapat membentuk garam yang terhidrolisis total (sempurna) dalam air. Baik kation maupun anion dapat terhidrolisis dalam air. Larutan garam ini dapat bersifat asam, basa, maupun netral. Hal ini bergantung dari perbandingan kekuatan kation terhadap anion dalam reaksi dengan air.
Contoh
Suatu asam lemah HCN dicampur dengan basa lemah, NH 3 akan terbentuk garam NH 4 CN. HCN terionisasi sebagian dalam air membentuk H + dan CN - sedangkan NH 3 dalam air terionisasi sebagian membentuk NH4+ dan OH-. Anion basa CN - dan kation asam NH4 + dapat terhidrolisis di dalam air.
NH 4 CN (aq) → NH 4 + (aq) + CN - (aq)
NH 4 + (aq) + H 2 O → NH 3(aq) + H 3 O (aq) +
CN - (aq) + H 2 O (e) → HCN (aq) + OH - (aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya (Ka dan Kb)
- Jika Ka < Kb (asam lebih lemah dari pada basa) maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan bersifat basa.
- Jika Ka > Kb (asam lebih kuat dari pada basa) maka kation akan terhidrolisis lebih banyak dalam larutan bersifat asam.
- Jika Ka = Kb (asam sama lemahnya dengan basa) maka larutan bersifat netral
BAB III. 
METODOLOGI PENELITIAN
A. Alat dan Bahan :
Alat
1.      Pipet tetes
2.      Plat tetes
Bahan
1.      Larutan Amonium Klorida 1 M
2.      Larutan Kalium Klorida 1 M
3.      Larutan Natrium Karbonat 1 M
4.      Larutan Amonium Sulfat 1 M
5.      Larutan Natrium Asetat 1 M
6.      Kertas lakmus merah dan biru


BCara Kerja
1.    Memasukkan beberapa tetes larutan garam KCl ke dalam dua lekukan plat tetes
2.    Memeriksa larutan KCl di dalam dua lekukan plat tetes masing masing dengan lakmus merah dan lakmus biru
3.    Mengamati perubahan warna kertas lakmus dan mencatat datanya
4.    Melakukan langkah yang sama seperti di atas untuk larutan garam NH4Cl, CH3COONa, Na2CO3, dan (NH4)2SO4.
C. Tabel Pengamatan
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

A.  Deskripsi Data :

Tabel 1.tabel pengamatan pH

Larutan 1 M
Perubahan Warna Indikator
pH
Sifat Larutan
Lakmus merah
Lakmus biru
KCl
Merah
Biru
= 7
Netral
NH4Cl
Merah
Merah
Asam
CH3COONa
Biru
Biru

Basa
Na2CO3
Biru
Biru
7
Basa
(NH4)2SO4
Merah
Merah
7
Asam


Tabel 2.tabel pengamatan golongan
Larutan 1 M
Basa pembentuk
Asam pembentuk
Sifat larutan garam
Rumus
Golongan
Rumus
golongan
KCl
KOH
Basa kuat
HCl
Asam kuat
Netral
NH4Cl
NH3
Basa lemah
HCl
Asam kuat
Asam
CH3COONa
NaOH
Basa kuat
CH3COOH
Asam lemah
Basa
Na2CO3
NaOH
Basa kuat
H2CO3
Asam lemah
Basa
(NH4)2SO4
NH3
Basa lemah
H2SO4
Asam kuat
Asam

PERUBAHAN ENTALPI
Kesimpulan
1.      Reaksi tersebut merupakan reaksi eksoterm, karena ΔH = (-)
3.      Perubahan entalpi reaksi yang di lepaskan atau diserap hanya bergantung kepada keadaan awal dan keadaan akhir. Semakin tinggi temperature reaksi makin cepat laju reaksinya.
4.      Bila terjadi penyerapan energi dalam bentuk kalor, maka yang terjadi pada percobaan / reaksi tersebut ialah penurunan suhu.
5.      Bila terjadi pelepasan energi dalam bentuk kalor, maka yang terjadi pada percobaan / reaksi tersebut ialah kenaikan suhu.
6.      Besar perubahan harga entalpi sama dengan besar perubahan kalor, hanya berbeda tanda (+/-).


No comments:

Post a Comment