Kunjungi website lain yang lebih lengkap seperti setneg.go.id bps.go.id www.academia.edu market.bisnis.com financedetik.com lepi2.blogspot.com starbuckerseconomists.blogspot.com :)
- Pertumbuhan Ekonomi
Tahun
|
Pertumbuhan ekonomi (persen)
|
2005
|
5,8
|
2006
|
5,51
|
2007
|
6,31
|
2008
|
6,03
|
2009
|
4,57
|
2010
|
6,1
|
2011
|
6,5
|
2012
|
6,3
|
2013
|
5,78
|
Pertumbuhan
ekonomi Indonesia terendah selama 10 periode terakhir terjadi pada tahun 2009
yaitu mencapai 4,57 persen yang menurun 1,46 persen dibandingkan tahun
sebelumnya. Hal ini terjadi karena kenaikan harga BBM pada
tahun 2008 yang diikuti kenaikan harga secara keseluruhan yang berdampak di
tahun 2009. Namun, faktor utama penyebab penurunan pertumbuhan ekonomi tahun
2009 yaitu dampak krisis ekonomi
global pada tahun 2008, sebagai negara berkembang, krisis ekonomi global
tentunya akan berimbas pada Indonesia. Krisis ekonomi global ditandai dengan negara adidaya Amerika Serikat mengalami resesi yang serius,
sehingga terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi yang selanjutnya mengurangi
daya beli masyarakat Amerika. Hal ini sangat mempengaruhi negara-negara lain
karena Amerika Serikat merupakan pangsa pasar yang besar bagi negara-negara
lain termasuk Indonesia. Penurunan daya beli masyarakat di Amerika menyebabkan
penurunan permintaan impor dari Indonesia. Dengan demikian ekspor Indonesia pun
menurun. Inilah yang menyebabkan terjadinya defisit Neraca Pembayaran Indonesia
(NPI).
Krisis global ini juga berpengaruh terhadap peredaran uang
di masyarakat meningkat yang dapat menyebabkan produktivitas sektor-sektor
industri mengalami penurunan. Selain itu, tingkat ketidakpastian cukup tinggi,
sehingga proses ekspor mengalami kendala, hal ini menyebabkan beberapa penanaman
modal asing ditarik dari Indonesia. Faktor-faktor tersebut tentunya akan
mengurangi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Rendahnya
pertumbuhan ekonomi pada tahun 2005-2006 disebabkan karena pertumbuhan disektor
industri khususnya pertambangan mengalami penurunan karena inflasi yang
melonjak secara signifikan yang mencapai angka 17,11 yang menyebabkan
pertumbuhan PDB menurun. Namun pada tahun 2007 Indonesia mampu meningkatkan
pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ini meningkat dikarenakan kestabilan makro
ekonomi yang cukup terjaga. Kestabilan makro ekonomi tersebut ditunjukkan
dengan inflasi yang lebih rendah dibandingkan tahun 2006, posisi cadangan
devisa yang meningkat dibandingkan tahun 2006, dan nilai tukar rupiah yang
relatif tidak terlalu meningkat. Hal ini berdampak positif pada pasar modal
Indonesia, dimana investor yang ingin menanamkan modal dan obligasi republic
Indonesia (ORI).
Pertumbuhan
ekonomi tetinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu sebesar 6,5 persen. Hal ini
terjadi karena keberhasilan peningkatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010
yang meningkat 1,53 persen dari tahun sebelumnya. Fakor penyebabnya seperti
terjadi peningkatan pada semua sektor ekonomi, dengan pertumbuhan tertinggi di
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 13,5 persen dan terendah di Sektor Pertanian
2,9 persen. Sementara pertumbuhan PDB tanpa migas tahun 2010 mencapai 6,6
persen. Selain itu disebabkan oleh tingkat suku bunga yang perlahan menurun.
Tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh Bank sentral melalui bank-bank dengan
menurunkan tingkat suku bunga deposit, mendorong masyarakat untuk tidak
keseringan menabung, sehingga penawaran tehadap sektor-sektor industri
mengalami peningkatan dan menyebabkan kenaikan PDB. Selain itu, inflasi
cenderung stabil. Faktor-faktor tersebut yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi
meningkat. Melanjutkan kebijakan, pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi meningkat
0,4 persen dari tahun 2010.
- Inflasi
Inflasi tahun 2005
dengan nilai sebesar 17,11% adalah inflasi tertinggi pada periode 10 tahun
terakhir ini, hal ini terjadi karena tekanan akan penyesuaian harga bahan bakar
minyak (BBM). Tingginya harga minyak di pasar internasional menyebakan
Pemerintah berusaha untuk menghapuskan subsidi BBM. Hal tersebut sangat
mempengaruhi kondisi makro ekonomi Indonesia, dimana konsumsi BBM mencapai 47.4
% dari total konsumsi energi Indonesia. Kebijakan pemerintah menaikkan harga
BBM bersubsidi penyumbang
signifikan kepada
tingginya angka
inflasi.
Pada 2008 tingkat
inflasi tertinggi kedua pada periode 10 tahun terakhir. Hal ini disebabkan
karena terjadi krisis ekonomi global yang tentunya juga berdampak bagi
Indonesia yang memiliki suku bunga hutang. Krisis ekonomi global ditunjukkan
seperti kenaikan harga komoditi dunia terutama minyak dan pangan. Hal tersebut juga
berdampak pada Indonesia yang mana kebijakan pemerintah juga menaikkan harga
barang untuk mengurangi dampak krisis ekonomi global.
Inflasi terendah
terjadi pada 2009 yaitu mencapai 2,78% yang menurun 8,28% dari tahun
sebelumnya. Penyebabnya adalah penurunan permintaan akibat kemerosotan ekonomi global dan kebijakan
pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri (devaluasi) dolar
Amerika. Penurunan permintaan secara global juga dirasakan Indonesia yang
akhirnya pemerintah mengambil kebijakan untuk menekan laju inflasi.
Peningkatan inflasi tertinggi pada tahun 2010 yaitu
meningkat 4,18 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan karena tekanan
bahan pangan yang antara lain disebabkan adanya kendala pencapaian target produksi
pangan akibat anomali cuaca. Kondisi cuaca yang tidak normal mengakibatkan
menurunnya pasokan beberapa jenis pertanian seperti cabe merah dan cabe rawit
sehingga menyebabkan penurunan terhadap hasil pertanian untuk mencegah
kelangkaan, pemerintah menaikkan harga
tersebut. Selain itu, kenaikan harga Crude
Palm Oil (CPO) di pasar
dunia pada akhir tahun 2010 mendorong kenaikan harga minyak goreng di
Indonesia.
Pada 2011 inflasi turun
cukup signifikan hal ini disebabkan karena beberapa harga bahan makanan
mengalami penurunan. harga cabai rawit dan beras mengalami penurunan serta
menyumbang deflasi karena memiliki banyak pasokan dan masa panen di beberapa
daerah masih terjadi. Bahan makanan lain yang menyumbangkan deflasi adalah ikan
segar, sedangkan harga emas perhiasan yang mengalami penurunan juga menyebabkan
laju inflasi turun. Selain itu juga karena cuaca cukup mendukung untuk melaut
sehingga harga ikan segar turun, sementara harga emas masih dipengaruhi harga
di pasar internasional yang turun.
Inflasi naik kembali
sebesar 4,08% pada 2013 dan menjadi urutan ketiga inflasi terbesar dalam kurun
10 periode. Penyebabnya adalah kenaikan
harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. BBM memberi andil atas inflasi
sebesar 1,17%. Kenaikan harga BBM juga membuat harga beberapa komoditas lainnya
juga naik. Seperti tarif angkutan dalam kota memberikan pengaruh inflasi 1,75%.
Selain itu juga harga cabai merah memberikan andil inflasi 1,31% karena
pengaruh cuaca.
- Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah
terendah/menguat selama 10 periode terakhir terjadi pada 2010 yang mencapai
angka Rp 8991,00 per dolar Amerika. Hal ini disebabkan pertumbuhan ekonomi yang
tetap positif di kawasan Asia, terutama dimotori oleh Cina dan India, serta meningkatnya
pertumbuhan ekspor dan investasi Indonesia selama tahun
2010, mendukung peningkatan
fundamental ekonomi domestik dan menguatkan nilai tukar rupiah. Selain itu AS menutup defisitnya dengan cara
mengurangi konsumsi mereka. Konsumsi yang menurun ini akan membuat impor AS
berkurang dan efeknya akan menyebabkan melemahnya dolar mereka.
Nilai tukar rupiah
tertinggi/melemah terjadi pada 2008 yang menunjuk angka Rp 10.950,00 hal ini
disebabkan terus mengalirnya valuta asing ke Indonesia akibat adanya asumsi
positif tentang Indonesia. Selain itu, kebijakan defisit APBN yang dilakukan
oleh Presiden Barrack Obama yang meneruskan kebijakan Presiden Bush menyebabkan
defisit tersebut ditutup dengan pencetakan uang baru yang menyebabkan tingkat
inflasi di AS meningkat. Bertambahnya jumlah dolar AS - sementara banyak mata
uang negara-negara lain yang jumlahnya konstan telah menyebabkan penurunan
nilai tukar dolar AS terhadap sejumlah mata uang termasuk rupiah.
Nilai tukar rupiah
tertinggi ke dua terjadi pada tahun 2013 yang mencapai angka Rp 10074,00. Hal
ini disebabkan ekspor meningkatkan permintaan atas mata uang negara eksportir,
karena dalam ekspor, biasanya terjadi pertukaran mata uang negara tujuan dengan
mata uang negara eksportir. Pertukaran ini terjadi karena negara eksportir
membutuhkan hasil akhir ekspor dalam bentuk mata uang negaranya agar bisa ia
pakai dalam usahanya. Sebaliknya, impor meningkatkan penawaran atas mata uang
negara importir, karena dalam impor, biasanya terjadi pertukaran mata uang
negara importir dengan mata uang negara asal. Pada pertengahan 2013 impor
Indonesia lebih kecil daripada ekspornya, maka situasi ini telah melemahkan
nilai tukar Rupiah karena meningkatkan penawaran atas mata uang Indonesia.
Pada 2009 nilai tukar
rupiah menguat menurun sebesar 1.550 rupiah dari tahun sebelumnya. Ini
merupakan penurunan paling tajam dari tahun sebelumnya. Ini terjadi ketika BI
terus menurunkan BI rate hingga mencapai 6,5 persen hingga mencapai 9400
rupiah. Selain itu juga disebabkan karena ekspektasi pada prospek ekonomi yang
lebih baik di Indonesia, perusahaan-perusahaan yang terdaftar di bursa memiliki
keuntungan yang lebih besar, sehingga nilainya di mata investor akan naik.
Akibatnya, aliran investasi asing ke pasar modal akan meningkat, yang pada
akhirnya membuat mata uang negara menguat.
Pada
2006 dan 2011 nilai tukar rupiah menguat, dan terendah kedua setelah tahun
2010. Pada 2011 pemulihan perekonomian AS dipandang masih kurang memuaskan,
sebagaimana terindikasi dari lambatnya penurunan penganggguran dari 9,8 persen
menjadi 8,8 persen (April 2011). Hal ini membuat the Fed yaitu Bank Sentral AS mematok
dan menahan suku bunga rendah pada level 0,25 persen. Selain itu, the Fed juga
masih menerapkan kebijakan stimulus dalam skema quantitative easing senilai 600
miliar dollar AS. Dua kebijakan itu membuat suplai mata uang AS di pasar Indonesia
bertambah banyak dan nilainya terhadap rupiah mengalami penurunan. Selain itu, proses
pemulihan perekonomian AS membuat permintaan di negara itu terhadap
produk-produk yang dihasilkan negara lain mengalami peningkatan cukup
signifikan termasuk peningkatan permintaan barang Indonesia. Faktor-faktor
tersebut yang menyebabkan mata uang rupiah menguat
No comments:
Post a Comment