Pengertian
Perencanaan Agregat
Perencanaan
agregat (aggregate planning) atau
penjadwalan agregat (aggregate scheduling)
berhubungan dengan penentuan kuantitas dan waktu produksi pada jangka menengah
biasanya antara 3-18 bulan ke depan. Para manajer operasi berusaha menentukan jalan
terbaik untuk memenuhi permintaan yang diprediksi dengan menyesuaikan nilai
produksi, tingkat tenaga kerja, tingkat persediaan, pekerjaan lembur, tingkat
subkontrak, dan variabel lain yang dapat dikendalikan. Keputusan Penjadwalan
menyangkut perumusan rencana bulanan dan kuartalan yang mengutamakan masalah
mencocokkan produktifitas dengan permintaan yang fluktuatif. Oleh karena itu,
perencanaan Agregat termasuk dalam rencana jangka menengah. Pada umumnya,
tujuan perencanaan agregat adalah memperkecil biaya pada periode perencanaan.
walaupun ada permasalahan strategi lain yang mungkin lebih penting dari biaya
rendah. Strategi ini mungkin untuk mengurangi permasalahan tingkat
ketenagakerjaan, menekan tingkat persediaan, atau memenuhi tingkat pelayanan
yang lebih tinggi.
Bagi pengusaha
manufaktur, jadwal agregat menghubungkan sasaran strategis perusahaan dengan
rencana produksi, tetapi untuk organisasi jasa, penjadwalan agregat menghubungkan
sasaran dengan jadwal pekerja.
4 hal yang
diperlukan untuk prencanaan agregat:
·
Keseluruhan unit yang
logis untuk mengukur penjualan dan output
·
Prediksi permintaan
untuk suatu periode perencanaan jangka menengah yang layak pada waktu agregat
·
Metode untuk menentukan
biaya
·
Model yang
mengombinasikan prediksi dan biaya sehingga keputusan penjadwalan dapat dibuat
untuk perencanaan
Berikut diberikan contoh untuk memberikan gambaran
awal perencanaan agregat. Pabrik kecil membuat beberapa model video player.
Untuk menjadwalkan sebuah produk, diperlukan data berapa pekerja yang
dibutuhkan, kapasitas produksi, kelompok produk, dan lainnya. Pada intinya,
dibutuhkan sebuah jadwal yang dapat memenuhi demand yang berfluktuasi dari
waktu ke waktu. Sebagai gambaran, terdapat beberapa pilihan, misalnya yang
pertama adalah dengan memproduksi lebih banyak produk daripada demand pada
waktu demand rendah, dan bekerja sesuai standar pada waktu demand tinggi.
Pendekatan ini menghasilkan tingkat produksi yang relatif konstan tetapi
memerlukan biaya penyimpanan. Salah satu pilihannya adalah dengan mempekerjakan
dan menghentikan karyawan tepat sesuai dengan demand saat tersebut. Shift dapat
ditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhan. Dengan pendekatan ini, biaya
penyimpanan rendah, tetapi biaya karyawan menjadi tinggi. Pendekatan lainnya
adalah dengan menggunakan lembur. Tetapi ada peraturan yang membatasi waktu
lembur. Pilihan lainnya adalah melakukan subkontrak pada saat demand tinggi
dengan biaya lebih mahal daripada membuat sendiri. Seorang penjadwal produksi
dapat menggunakan kombinasi pendekatan ini untuk dapat membuat sebuah
perencanaan agregat yang baik.
Sifat
perencanaan agregat
Sebagaimana tersirat pada istilah
agregat, perencanaan agregat berarti mengombinasikan sumber daya yang sesuai ke
dalam jangka waktu keseluruhan. Dengan prediksi permintaaan, kapasitas
fasilitas, tingkat persediaan, ukuran tenaga kerja, dan input yang saling
berhubungan, perencanaan harus memilih tingkat output untuk sebuah fasilitas
selama 3 hingga 18 bulan yang akan datang. Dalam perencanaan agregat,
rencana produksi tidak menguraikan per produk tetapi menyangkut produk
yang akan dihasilkan tanpa memepermasalahkan jenis dari poduk tersebut. Sebagai
contoh pada perusahaan pembuat mobil, hanya memperhitungkan berapa banyak mobil yang akan dibuat, tetapi bukan berapa
banyak mobil dua pintu atau empat pintu atau banyak mobil berwarna merah atau
biru.
Perencanaan
agregat menjadi bagian dari suatu sistem perencanaaan produksi yang lebih
besar. Oleh karena itu, sangat bermanfaat unuk dapat memahami hubugan antara
rencana dan beberapa faktor internal dan eksternal. Manajer operasi tidak hanya
menerima input dari prediksi permintaaan bagian pemasaran, tetapi harus pula
berhadapan dengan data keuangan, personel, kapasitas, dan ketersediaan bahan
baku. Di dalam sebuah lingkungan manufaktur, proses untuk menguraikan rencana
agregat secara lebih terinci disebut disagregasi (disaggregation). Disagregasi menghasilkan sebuah jadwal produksi induk(master production schedule), yang
menyediakan input bagi sistem perencanaan kebutuhan material. Master production schedule menangani
pembelian atau produksi komponen yang diperlukan untuk membuat produk akhir.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Operations Management. Edisi ketujuh.
(Terj.) Dwianoegrahwati Setyoningsih
dan Indra Almahdy. Jakarta: Salemba Empat.
http://imandede.blogspot.com/2009/10/perencanaan-agregat.html.
2009. “Perencanaan Agregat.” Diunduh
Minggu, 10 Mei 2015.
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/Perencanaan-Agregat.
Tanpa angka tahun. “Perencanaan Agregat.” Diunduh Minggu, 10 Mei 2015.
No comments:
Post a Comment