Lingkungan
Eksternal Perusahaan
Lingkungan
eksternal merupakan factor-faktor di luar kendali yang memengaruhi pilihan
perusahaan mengenai arah dan tindakan, yang pada akhirnya juga memengaruhi
struktur organisasi dan proses internalnya (John &
Richard, p. 92). Terdapat tiga
subkategori yang saling terkait: faktor-faktor dalam lingkungan jauh, dalam
lingkungan industri dan lingkungan dekat.
Lingkungan
Jauh merupakan faktor yang berasal dari luar perusahaan
yang tidak memiliki pengaruh atau hanya sedikit pengaruhnya bagi perusahaan.
Berikut analisis lingkungan jauh PT Indonesia AirAsia :
1.
Faktor
Ekonomi
Faktor ekonomi
berkaitan dengan pengaruh pola konsumsi pada segmen pasar. Sehingga perusahaan
harus menanggapi tren ekonomi yang dapat memengaruhi industrinya. Hampir
sepanjang tahun 2014, kurs rupiah terus melemah hingga hampir mencapai Rp 14.000,00
dan pola konsumsi masyarakat pun akan menurun karena UMR atau gaji masyarakat
cenderung tidak meningkat. Sehingga, keinginan untuk berpergian akan menurun
terlebih dengan fasilitas udara. Namun, AirAsia masih bisa bertahan dalam
kondisi ini, karena penerapan LCC yang memungkinkan harga rendah bagi mereka.
AirAsia pun unggul dalam kompetisi pasar seperti ini. Selain itu, pelemahan
rupiah membawa negative impact khawatir
karena mata uang dolar sangat berpengaruh terhadap kondisi keuangan AirAsia.
Alasannya hampir 70% biaya-biaya di industri penerbangan menggunakan dolar
seperti maintenance, repair and overhaul/ MRO sedangkan pendapatan didominasi
mata uang lokal seperti rupiah. Contoh lain, beberapa bulan awal tahun 2015 Harga
avtur mengalami penurunan karena turunnya harga minyak dunia. Hal ini membawa
dampak positif bagi AirAsia.
2.
Faktor
Sosial dan Budaya
Faktor
sosial meliputi kepercayaan, nilai sikap, opini dan gaya hidup masyarakat. Bagi
mereka yang belum memahami strategi LCC yang menekan biaya operasi untuk
menurunkan harga boarding pass, akan
mengira bahwa maskapai dengan LCC keamanannya kurang terjamin. Nilai sosial
seperti ini bisa menjadi ancaman bagi AirAsia. Langkah yang ditempuh selama ini
oleh AirAsia seperti memberikan pelayanan yang berkualitas, DEPANRI (Dewan
Penerbangan Dan Angkasa Luar Nasional Republik Indonesia) juga mengecek kelayakan
maskapai. Jika keamanan AirAsia meragukan, pemerintah akan melarang operasi
seperti Adam Air dilarang terbang oleh pemerintah Indonesia demi
keamanan, dan kemudian dinyatakan bangkrut di pengadilan tahun 2007.
3.
Faktor
Teknologi
AirAsia sebagai maskapai
penerbangan di Indonesia tentunya memerlukan teknologi yang canggih. Seperti
keperluan untuk penyebaran informasi terkait kerusakan pesawat, pengaturan
jadwal agar tidak terjadinya keterlambatan pemberangkatan, percepatan informasi
sehingga dapat memudahkan dalam pelayanan terhadap calon penumpang dan
meminimize waktu respon terhadap layanan pelanggan. AirAsia memanfaatkan
teknologi dengan baik seperti pengaplikasian website bagi pelanggan yang
memesan tiket sehingga mengurangi biaya pelayanan pembelian secara langsung.
Selain itu, pembeli terhindar dari Calo yang suka meresahkan konsumen karena
biasanya calo suka menaikan harga tiket sangat tinggi sekali dan pembeli tidak
harus mengantri untuk membeli tiket.
Penggunaan Air Traffic Control merupakan suatu kendali dalam
pengaturan lalu lintas udara yang berfungsi untuk mengatur lalu lalang serta
kelancaran lalu lintas udara bagi setiap pesawat terbang yang akan lepas landas
(take off), terbang di udara, maupun yang akan mendarat (landing).
ATC juga berfungsi untuk memberikan layanan bantuan informasi bagi pilot tentang
cuaca, situasi dan kondisi bandara yang dituju. Selain itu, juga
pengaplikasian Aircraft Schedule Software, Customer Database, Air Crew
Monitoring System. Sejauh ini, AirAsia telah memanfaatkan teknologi yang ada dengan
baik. Sehingga meningkatkan keefektivan industri mereka.