Tuesday, 23 June 2015

Perencanaan Agregat

Perencanaan Agregat di Bidang Jasa
Perecanaan agregat di bidang jasa lebih menekankan pada peran manajemen permintaan dan tenaga kerja. Perencanaan agregat di bidang jasa pada umumnya dilakukan dengan mencari kombinasidari delapan pilihan.
Pengendalian biaya tenaga kerja dalam perusahaan jasa menjadi sangat penting.
Upaya pengendalian dilakukan dengan teknik yang dianggap sukses yaitu :
  1. Melakukan penjadwalan jam kerja yang ketat untuk memastikan respons cepat terhadap permintaan pelanggan
  2. Merekrut atau memberhentikan tenaga kerja siap dipanggil untuk memenuhi permintaanyang tidak terduga
  3. Fleksibilitas keterampilan pekerja individu yang memungkinkanalokasi ulang tenagakerja yang tersedia
  4. Fleksibilitas tingkat output atau jam kerja karyawan untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
read more
Lima scenario perencanaan agregat di bidang jasa :
  1. Restoran
Perencanaan agregat ditujukan untuk :
·         Memperlancar tingkat produksi
·         Menentukan jumlah tenaga kerja untuk dipekerjakan
Pendekatan :
Memerlukan penumpukkan persediaan selama periode puncak, tetapi menggunakan tenaga kerja untuk mengakomodasi hamper seluruh perubahan permintaan.
  1. Rumah Sakit
Rumah sakit menghadapi permasalahan perencanaan agregat dalam pengalokasian dana, karyawan, dan pasokan untuk memenuhi permintaan pasien.
Perencanaan yang terfokus pada karyawan telah mendorong terciptanya kumpulan staf perawat mengambang yang baru.

  1. Rantai Nasional Perusahaan Jasa Kecil
Bentuk usaha ini contohnya jasa rumah duka, bengkel mobil, toko fotokopi/ percetakan,dan pusat komputer. Permasalahan: perencanaan agregat vs perencanaan mandiri di awal penetapan bisnis. Baik output maupun pembelian direncanakan secara terpusat ketika permintaan dapat dipengaruhi melalui promosi khusus. Pendekatan pada penjadwalan agregat ini sangat menguntungkan karena mengurangi biaya pembelian dan promosi, serta membantu mengelola arus uang secara mandiri.
  1. Layanan Lain-lain
Bentuk usaha ini seperti keuangan, transportasi, jasa komunukasi dan rekreasi. Kebanyakan usaha jasa ini memberikan output yang intangible (tidak terlihat). Perencanaan agregat ditujukan berkaitan dengan kebutuhan sumber daya manusia dan mengelola permintaan. Tujuannya menentukan puncak permintaan dan merancang metode secara penuh memanfaatkan sumber daya tenaga kerja selama periode permintaan rendah.
  1. Industri Penerbangan
Industri Penerbangan Perencanaan agregat pada industri penerbangan akan terdiri dari tabel atau jadwal mengenai:
1.      Jumlah penerbangan yang keluar-masuk dari setiap pusat kegiatan.
2.      Jumlah penerbangan pada semua jalur
3.      Jumlah penumpang yang akan dilayani pada semua penerbangan
4.      Jumlah awak pesawat dan landasan yang diperlukan pada setiap pusat kegiatan dan bandara
5.      Penentuan jumah tempat duduk untuk dialokasikan keberbagai kelas biaya.
Teknik untuk membuat alokasi ini disebut manajemen imbal hasil.
Manajemen imbal hasil merupakan proses perencanaan agregat dalam mengalokasikan sumber daya bagi pelanggan pada harga yang akan memaksimalkan imbal hasil atau pendapatan.
Manajemen Imbal Hasil
Manjemen imbal hasil atau pendapatan (yield or revenue management) merupakan proses perencanaan agregat dalam mengalokasika sumber daya bagi pelanggan pada harga yang akan memaksimalkan imbal hasil atau pendapatan. Gagasannya adalah menyesuiakan kurva permintaan dengan membebankan biaya berdasarkan kesediaan pelanggan untuk membayar. (Manajemen Operasi Jay Heizer & Barry Render hal 171).
Contoh penerapan manajemen imbal hasil adalah rantai usaha perhotelan Dellas Omni yang menetapkan harga termahalnya (sekitar $279) pada hari kerja, tetapi memberikan diskon besar pada akhir pekan. Ini berhubungan, apabila pada akhir pekan, pengunjung hotel akan meningkat sehingga untuk menarik jumlah pelanggan ditawarkan harga diskon yang tinggi. Hotel Omni di San Antonio, yang lebih merupakan tujuan wisatawan, menawarkan harga lebih rendah bagi konsumennya di hari kerja. Ini berhungan, apabila di hari kerja maka kunjungan wisatawan akan menurun karena bukan hari libur. Untuk mengantisipasi penurunan keuntungan maka di hari kerja Hotel Omni menawarkan harga lebih rendah di hari kerja untuk menekan menurunnya pengunjung di hari kerja.
Supaya manajemen imbal hasil dapat berfungsi, perusahaan baru harus dapat mengelola tiga persoalan berikut.
1.      Struktur harga majemuk. Berbagai penetapan harga harus dapat diterapkan dan adil kepada pelanggan. Seperti, harga kursi kelas VIP di kereta berbeda dengan harga kursi kelas ekonomi dan tentunya berbeda pula kualitasnya.
2.      Prediksi penggunaan dan jangka waktu. Manajer harus mempertimbangkan berapa persediaan kursi kelas ekonomi yang disediakan di akhir pekan dan di hari kerja. Manajer mempertimbangkan berapa banyak baju lebaran akan diproduksi di hari lebaran dibandingkan di hari biasa.
3.      Perubahan permintaan. Hal ini berarti mengelola penggunaan yang meningkat sejalan dengan lebih banyaknya kapasitas yang terjual. Hal ini juga berarti berurusan dengan permasalahn yang terjadi karena penetapan struktur harga mungkin tidak terlihat adil dan logis bagi semua pelanggan. Pada akhirnya, hal ini berarti mengelola persediaan baru, seperti kelebihan pemesanan.
BAB III
PENUTUP

3.1 SIMPULAN
Perencanaan agregat merupakan suatu elemen yang penting dalam proses produksi,yang juga berkaitan strategi operasi yang digunakan oleh banyak perusahaan.Perusahaan harus berhati-hati dalam menerapkan agregat ini,  karena jika tidak maka perusahaan akan merugi, ha ini disebabakan kapasitas barang yang diproduksi ternyata berlebih, hal itu biasanya menyebabkan banyak biaya–biaya tambahan yang seharusnya dapat dihindari sebelumnya. Untuk menentukan perencanaan agregat bisa menggunakan meode yang tepat seperti metode grafik atau pendekatan secara matematis. Strategi perencanaan agregat juga dibutuhkan yang melibatkan identifikasi pilihan-pilihan untuk mengembangkan perencanaan agregat.

3.2 SARAN
Setiap perusahaan diharapkan dapat membuat perencanaan agregat dengan strategi yang paling baik dan memungkinkan untuk setiap perusahaan sesuai dengan strategi operasi perusahaan. Perusahaan harus jeli untuk melihat kapan peluang kapan perusahaan memproduksi lebih dan kapan perusahaan memproduksi rendah, agar tidak ada persediaan yang berlebih apalagi barang yang diproduksi tidak tahan lama atau agar tidak mengalami kekurangan persediaan karena permintaan ternyata lebih besar dari perkiraan. Dan tidak menimbulkan biaya-biaya yang seharusnya tidak dibutuhkan seperti biaya subkontrak yang dikeluarkan ketika perusahaan memprediksi barang yang sangat rendah dibandingkan dengan permintaan sebenarnya.





DAFTAR PUSTAKA

Heizer, Jay & Render, Barry. 2010. Operations Management Buku 2 Edisi ke 9. Jakarta. Salembat Empat.
 Heizer dan Barry Rander, Manajemen Operasi Buku 2 Edisi Ke 9, Salemba Empat, Jakarta, 2010 Hal. 148-175.
Heizer dan Barry Render, Manajemen Operasi Buku 2 Edisi Ke 9, Salemba Empat, Jakarta, 2010 Hal. 442-443.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Operations Management. Edisi ketujuh. (Terj.)     Dwianoegrahwati Setyoningsih dan Indra Almahdy. Jakarta: Salemba Empat.
http://imandede.blogspot.com/2009/10/perencanaan-agregat.html. 2009. “Perencanaan  Agregat.” Diunduh Minggu, 10 Mei 2015.
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/Perencanaan-Agregat. Tanpa angka tahun. “Perencanaan Agregat.” Diunduh Minggu, 10 Mei 2015.

No comments:

Post a Comment