Perencanaan
Agregat di Bidang Jasa
Perecanaan agregat di bidang jasa lebih menekankan pada peran manajemen
permintaan dan tenaga kerja. Perencanaan agregat di bidang jasa pada umumnya
dilakukan dengan mencari kombinasidari delapan pilihan.
Pengendalian
biaya tenaga kerja dalam perusahaan jasa menjadi sangat penting.
Upaya
pengendalian dilakukan dengan teknik yang dianggap sukses yaitu :
- Melakukan penjadwalan jam kerja yang ketat untuk
memastikan respons cepat terhadap permintaan pelanggan
- Merekrut atau memberhentikan tenaga kerja siap
dipanggil untuk memenuhi permintaanyang tidak terduga
- Fleksibilitas keterampilan pekerja individu yang
memungkinkanalokasi ulang tenagakerja yang tersedia
- Fleksibilitas tingkat output atau jam kerja
karyawan untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
read more
Lima scenario perencanaan agregat di bidang jasa :
Lima scenario perencanaan agregat di bidang jasa :
- Restoran
Perencanaan
agregat ditujukan untuk :
·
Memperlancar
tingkat produksi
·
Menentukan
jumlah tenaga kerja untuk dipekerjakan
Pendekatan
:
Memerlukan
penumpukkan persediaan selama periode puncak, tetapi menggunakan tenaga kerja
untuk mengakomodasi hamper seluruh perubahan permintaan.
- Rumah Sakit
Rumah sakit menghadapi permasalahan perencanaan agregat dalam
pengalokasian dana, karyawan, dan pasokan untuk memenuhi permintaan pasien.
Perencanaan
yang terfokus pada karyawan telah mendorong terciptanya kumpulan staf perawat
mengambang yang baru.
- Rantai
Nasional Perusahaan Jasa Kecil
Bentuk usaha ini contohnya jasa rumah duka, bengkel mobil, toko
fotokopi/ percetakan,dan pusat komputer. Permasalahan: perencanaan agregat vs
perencanaan mandiri di awal penetapan bisnis. Baik output maupun pembelian
direncanakan secara terpusat ketika permintaan dapat dipengaruhi melalui
promosi khusus. Pendekatan pada penjadwalan agregat ini sangat menguntungkan
karena mengurangi biaya pembelian dan promosi, serta membantu mengelola arus
uang secara mandiri.
- Layanan
Lain-lain
Bentuk usaha ini seperti keuangan, transportasi, jasa komunukasi dan
rekreasi. Kebanyakan usaha jasa ini memberikan output yang intangible (tidak
terlihat). Perencanaan agregat ditujukan berkaitan dengan kebutuhan sumber daya
manusia dan mengelola permintaan. Tujuannya menentukan puncak permintaan dan
merancang metode secara penuh memanfaatkan sumber daya tenaga kerja selama
periode permintaan rendah.
- Industri
Penerbangan
Industri Penerbangan Perencanaan agregat pada industri penerbangan akan
terdiri dari tabel atau jadwal mengenai:
1. Jumlah penerbangan yang keluar-masuk dari setiap pusat
kegiatan.
2. Jumlah penerbangan pada semua jalur
3. Jumlah penumpang yang akan dilayani pada semua
penerbangan
4. Jumlah awak pesawat dan landasan yang diperlukan pada
setiap pusat kegiatan dan bandara
5. Penentuan jumah tempat duduk untuk dialokasikan
keberbagai kelas biaya.
Teknik untuk membuat alokasi ini disebut manajemen imbal hasil.
Manajemen
imbal hasil merupakan proses perencanaan agregat dalam mengalokasikan sumber
daya bagi pelanggan pada harga yang akan memaksimalkan imbal hasil atau
pendapatan.
Manajemen Imbal
Hasil
Manjemen imbal hasil atau pendapatan (yield or revenue management)
merupakan proses perencanaan agregat dalam mengalokasika sumber daya bagi pelanggan
pada harga yang akan memaksimalkan imbal hasil atau pendapatan. Gagasannya
adalah menyesuiakan kurva permintaan dengan membebankan biaya berdasarkan
kesediaan pelanggan untuk membayar. (Manajemen Operasi Jay Heizer & Barry
Render hal 171).
Contoh penerapan manajemen
imbal hasil adalah
rantai usaha perhotelan Dellas Omni yang menetapkan harga termahalnya (sekitar
$279) pada hari kerja, tetapi memberikan diskon besar pada akhir pekan. Ini
berhubungan, apabila pada akhir pekan, pengunjung hotel akan meningkat sehingga
untuk menarik jumlah pelanggan ditawarkan harga diskon yang tinggi. Hotel Omni
di San Antonio, yang lebih merupakan tujuan wisatawan, menawarkan harga lebih
rendah bagi konsumennya di hari kerja. Ini berhungan, apabila di hari kerja
maka kunjungan wisatawan akan menurun karena bukan hari libur. Untuk
mengantisipasi penurunan keuntungan maka di hari kerja Hotel Omni menawarkan
harga lebih rendah di hari kerja untuk menekan menurunnya pengunjung di hari
kerja.
Supaya manajemen imbal hasil dapat berfungsi, perusahaan baru harus
dapat mengelola tiga persoalan berikut.
1. Struktur
harga majemuk. Berbagai
penetapan harga harus dapat diterapkan dan adil kepada pelanggan. Seperti,
harga kursi kelas VIP di kereta berbeda dengan harga kursi kelas ekonomi dan
tentunya berbeda pula kualitasnya.
2. Prediksi
penggunaan dan jangka waktu.
Manajer harus mempertimbangkan berapa persediaan kursi kelas ekonomi yang
disediakan di akhir pekan dan di hari kerja. Manajer mempertimbangkan berapa
banyak baju lebaran akan diproduksi di hari lebaran dibandingkan di hari biasa.
3. Perubahan
permintaan. Hal ini
berarti mengelola penggunaan yang meningkat sejalan dengan lebih banyaknya
kapasitas yang terjual. Hal ini juga berarti berurusan dengan permasalahn yang
terjadi karena penetapan struktur harga mungkin tidak terlihat adil dan logis
bagi semua pelanggan. Pada akhirnya, hal ini berarti mengelola persediaan baru,
seperti kelebihan pemesanan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN
Perencanaan agregat
merupakan suatu elemen yang penting dalam proses produksi,yang juga berkaitan
strategi operasi yang digunakan oleh banyak perusahaan.Perusahaan harus
berhati-hati dalam menerapkan agregat ini,
karena jika tidak maka perusahaan akan merugi, ha ini
disebabakan kapasitas barang yang diproduksi ternyata berlebih, hal itu
biasanya menyebabkan banyak biaya–biaya tambahan yang seharusnya dapat
dihindari sebelumnya. Untuk menentukan perencanaan agregat bisa menggunakan
meode yang tepat seperti metode grafik atau pendekatan secara matematis.
Strategi perencanaan agregat juga dibutuhkan yang melibatkan identifikasi
pilihan-pilihan untuk mengembangkan perencanaan agregat.
3.2 SARAN
Setiap
perusahaan diharapkan dapat membuat perencanaan agregat dengan strategi yang paling baik dan memungkinkan untuk
setiap perusahaan sesuai dengan strategi operasi perusahaan. Perusahaan harus jeli untuk
melihat kapan peluang kapan perusahaan memproduksi lebih dan kapan perusahaan
memproduksi rendah, agar tidak ada persediaan yang berlebih apalagi barang yang
diproduksi tidak tahan lama atau agar tidak mengalami kekurangan persediaan
karena permintaan ternyata lebih besar dari perkiraan. Dan tidak menimbulkan
biaya-biaya yang seharusnya tidak dibutuhkan seperti biaya subkontrak yang
dikeluarkan ketika perusahaan memprediksi barang yang sangat rendah dibandingkan
dengan permintaan sebenarnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Heizer, Jay & Render, Barry. 2010. Operations Management
Buku 2 Edisi ke 9. Jakarta. Salembat
Empat.
Heizer
dan Barry Rander, Manajemen
Operasi Buku 2 Edisi Ke 9, Salemba Empat,
Jakarta, 2010
Hal. 148-175.
Heizer dan Barry Render, Manajemen
Operasi Buku 2 Edisi Ke 9, Salemba Empat,
Jakarta, 2010
Hal. 442-443.
Heizer, Jay dan Barry Render. 2005. Operations Management. Edisi ketujuh.
(Terj.) Dwianoegrahwati Setyoningsih
dan Indra Almahdy. Jakarta: Salemba Empat.
http://imandede.blogspot.com/2009/10/perencanaan-agregat.html.
2009. “Perencanaan Agregat.” Diunduh
Minggu, 10 Mei 2015.
https://sites.google.com/site/operasiproduksi/Perencanaan-Agregat.
Tanpa angka tahun. “Perencanaan Agregat.” Diunduh Minggu, 10 Mei 2015.
No comments:
Post a Comment